Wednesday, September 18, 2024
HomeArtikelPencerahan Bukan Sebuah Kebetulan, Sangatta, Artikel

Pencerahan Bukan Sebuah Kebetulan, Sangatta, Artikel

Pada satu ketika terdapat seorang ilmuwan yang duduk dibawah pohon beristirahat sambil memikirkan tentang teori teori sains yang dia pelajari dan dia coba temukan. Tiba tiba ada buah apel yang jatuh didepannya.

Lalu muncul inspirasi dalam dirinya saat melihat kejadian sederhana ini dan akhirnya dirinya bisa memahami dan menemukan bagaimana cara kerja sebuah apel jatuh, setelah dia bisa melihat bagaimana apel yg jatuh semakin cepat ketika mendekati tanah….

Ya, ini adalah cerita tentang kondisi saat Sir Isaac Newton terinspirasi dari jatuhnya apel saat menemukan hukum gravitasi.

Apa sebenarnya yang membuat Beliau bisa menemukan hukum gravitasi hanya dari jatuhnya buah apel?

Tentunya kondisi kondisi yang mendukung semua ini terjadi adalah sebuah keadaan yang berharga untuk dipelajari…

Pada saat melihat apel jatuh, Newton tidak melihatnya hanya sebagai buah apel. Tetapi dia melihatnya dari sudut pandang berbeda. Sebagai saintis yang sedang berusaha merumuskan berbagai teori saintis ( saat itu di Inggris sedang berkembang penemuan teori teori sains ).

Ketika Newton sedang fokus memahami dan memikirkan teori sains, cara dia mengamati menjadi lebih terarah dan detail dibandingkan orang pada umumnya. Terutama dalam mengeksplorasi apa saja yang ada dalam apa yang diamati. Dari sini juga akan muncul pertanyaan pertanyaan yang mengarah pemahamannya pada apa saja yang menjadi penyebab dan bagaimana proses jatuhnya apel secara apa adanya

Pertanyaan seperti apa yang membuat apel jatuh?, Mengapa jatuhnya selalu kebawah ? Apakah jatuhnya lurus atau tidak?, mengapa semakin dekat dengan tanah semakin cepat? Mengapa semakin tinggi semakin kuat benturannya?

Semua pertanyaan ini adalah pertanyaan yang tidak akan muncul dalam diri orang kebanyakan.

Pertanyaan pertanyaan ini adalah kunci bagi Newton untuk memulai penyelidikannya dalam menemukan korelasi dari fenomena fisik alam dengan teori teori tentang hukum hukum fisika.

Pertanyaan ini adalah sebuah sikap yang berupaya membuka sekat pandangan dari apa yang dipahami sebelumnya ( sebagai seorang saintis Newton juga memiliki banyak pengetahuan tentang teori sains )

Jadi semua upaya yang dilakukan Newton untuk sampai pada pengalaman melihat apel jatuh dan tercerahkan dengan memahami hukum gravitasi yang berhubungan dengan proses jatuhnya apel, bukan muncul tiba tiba tanpa dikondisikan.

Ini adalah hasil dari upaya konsistensi yang dibangun dari sebuah integritas dan keyakinan terhadap sains, dan semangat untuk selalu mempelajari apa yang belum diperhatikan orang pada umumnya akan membawa perhatiannya terarah pada apa saja yg mungkin berkaitan dengan sains dalam setiap kejadian yang dilihatnya.
Membuka pikiran dari kemungkinan kemungkinan tehadap apa yang tidak terpikirkan dengan memunculkan pertanyaan adalah sebuah upaya penting dalam melampaui pikiran itu sendiri.

Melihat keadaan ini seorang praktisi Buddha akan bisa melihat bagaimana seorang sir Isaac Newton mengalami pencerahan dan memahami hukum gravitasi.

Tentunya hukum gravitasi ini dipahami oleh berbagai kalangan di berbagai jaman.
Bahkan karena pemahaman ini lah kemudian kekuatan gravitasi bisa dimanfaatkan demi kebaikan manusia.
Justru karena pemahaman tentang gravitasi inilah kemudian muncul metode dan teknologi yang bermanfaat dalam berbagai jaman.

Jadi tidak semua yang melihat dan memahami gravitasi akan menceritakan kembali dengan hukum gravitasi seperti sudut pandang seorang sains seperti Newton
Tetapi bukan berarti mereka salah dan Newton yang benar. Ini hanya sebuah cara berpikir ( cara berpikir saintis dengan teori yang bisa dibuktikan atau cara berpikir dengan ilmu kebatinan yang bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan kemampuan batin )

Memahami dan menyelam kondisi kondisi yang ada pada saat sir Isaac Newton mengalami pencerahan mungkin bisa di adopsi dalam Latihan meditasi.

Bagaimana praktisi mengarahkan segala Upaya nya untuk memahami dan menembus Buddha Dhamma ( 4 KM ) dibutuhkan integritas dan konsistensi yang solid yang didasari oleh sebuah keyakinan sebagai upaya yang terarah untuk memahami secara detail dan apa adanya korelasi dari semua kejadian yang berhubungan dengan Buddha Dhamma dengan cara melepas sekat pandangan kita ( interpretasi terhadap teori-teori dhamma hasil interpretasi sendiri/orang lain/guru ) melalui pertanyaan pertanyaan terhadap apa yang mungkin tidak terpikirkan.
Pertanyaan  yg mengarahkan perhatian untuk menggali lebih dalam realita yang tadinya dianggap wajar dan sudah benar. Ini disebut membuka sekat pandangan karena dengan cara ini pikiran akan terkondisi terbuka terhadap kebenaran realita yang tidak terpikirkan sebelumnya.
Bisa dikatakan bahwa ini adalah upaya untuk melampaui pikiran itu sendiri.
Dengan demikian seseorang bisa melampaui pandangan salahnya .

Demikianlah bagaimana orang bijak akan mengarahkan kebijaksanaan dalam dirinya untuk terus berkembang dan keluar dari cangkang pemahaman salah secara bertahap

Semoga mereka yang memiliki integritas, konsistensi, semangat dan keterbukaan pikiran dalam memperhatikan semua kemungkinan menuju pemahaman Buddha Dhamma bisa memperoleh pencerahan dalam kehidupan ini 🙏🙏🙏

RELATED ARTICLES

Most Popular